iklan
banner

Staf Humas Jangan Terkecoh dengan Kartu Pers

Posted by BATIC Media ● Follow @romeltea ● Like Romeltea Media on Facebook

 Kartu Pers
Staf Humas dan Masyarakat pada Umumnya Jangan Terkecoh dengan Kartu Pers. 

KARTU pers (press card) bukan satu-satunya identitas seorang wartawan.

Pakar media dan mantan anggota Dewan Pers, Wina Armada Sukardi meminta para staf humas untuk tidak terkecoh dengan kartu pers.

"Jangan karena dia menunjukkan kartu pers, Anda semua takut dan mengira dia wartawan,” katanya dalam Pelatihan Jurnalistik dan Fotografi untuk Humas yang diselenggarakan dalam rangkaian HUT ke-17 Batam Pos di Harmoni One, Selasa (16/6).

Kartu pers, menurut pria yang kini menjadi dosen ilmu komunikasi Universitas Tarumanegara itu, hanya sebagian syarat administrasi. Kewartawanan seorang wartawan lebih ditentukan oleh sikap, tingkah laku, dan karya jurnalistiknya.

Seorang wartawan akan tunduk pada kode etik jurnalistik.

Ia juga akan memahami permasalahan yang hendak ia konfirmasikan ke staf humas. Lebih jauh lagi, ia juga akan dapat menceritakan cara-cara mereka ketika melakukan kerja jurnalistik. Dan mau menunjukkan karya jurnalistiknya.

”Dari karya itu kita bisa melihat, ia wartawan atau bukan. Kalau di paragraf kedua dia sudah tidak bisa berkata apa-apa, apakah ia wartawan?” jelasnya dikutip batampos.co.id.

Para staf humas perlu mengetahui hal tersebut. Pasalnya, seringkali, hanya karena kartu pers, staf humas lantas menjadi ‘mesin ATM’. Padahal, belum pasti ia wartawan atau bukan.

”Soal Amdal bermasalah, misalnya. Mereka datang ke perusahaan Anda lalu hanya mengatakan satu kata Amdal, Anda sudah ketakutan duluan. Padahal, bisa jadi mereka malah tidak tahu pengertian Amdal,” ujarnya.

Staf humas harus berani. Itulah pesan Wina pada para staf humas yang mengikuti pelatihan gelaran Batam Pos tersebut. Wina datang sebagai pemateri utama di hari kedua.

Foto yang Bagus
Sebelumnya, Koordinator Liputan Batam Pos, Yusuf Hidayat memberikan materi seputar foto jurnalistik. Materi itu meliputi teknik-teknik dasar memotret, foto jurnalistik, hingga foto esai. Yang kemudian diakhiri dengan praktik memotret model.

Dikemukakan, foto yang bagus itu bukan ditentukan dari kamera. Melainkan mata, otak, dan hati si pemotret. Kamera hanyalah alat. ”Jangan kira kamera mahal bisa bikin foto bagus. Intinya itu ada di sini,” ujar Yusuf sambil menunjuk keningnya sendiri. *
Previous
« Prev Post
iklan
0 Komentar untuk "Staf Humas Jangan Terkecoh dengan Kartu Pers"

 
Copyright © 2015 Media Magz - All Rights Reserved
ABOUT | KONTAK | SITEMAP | DISCLAIMER | INDEKS